[Jeff The Killer]
Source : Creepypasta
Translator : Jason (
Mitos, misteri, dan urban legend dunia)
Shared by : David
Kutipan dari sebuah Koran lokal :
PEMBUNUH MUKA RIANG MASIH BERKELIARAN
Setelah beberapa minggu terjadi beberapa kasus pembunuhan yang belum
terungkap, pembunuh ini masih berkeliaran dan melkukan aksinya. Setelah
beberapa bukti ditemukan, seorang anak laki laki yang selamat dari
serangan pembunuh ini mengisahkan apa yang menimpanya.
“aku
mengalami mimpi buruk dan tebangun di tengah malam” kata si anak, “aku
melihat jendela terbuka, padahal sebelumnya aku yakin jendela terkunci
sebelum tidur. Aku bangun dan kemudian menutupnya kembali dan kemudian
aku kembali tidur. Namun kemudian aku merasakan perasaan aneh, seperti
ada yang orang yang sedang mengincarku. Apa yang kulihat kemudian
membuatku nyari melompat dari tempat tidur. Dalam remang remang aku
melihat sepasang mata, mata ini aneh, tidak seperti biasanya,gelap dan
tampak riang. Mata tersebut dibatasi warna hitam… dan sungguh membuatku
ngeri mengingatnya. Saat itulah kemudian kulihat bagian mulutnya, sebuah
bibir yang Nampak selalu tersenyum, senyum yang lebar, bahkan terlalu
panjang dan lebar. Kemudian dia mengatakan sesuatu, namun apa yang dia
katakan adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh orang gila, dengan
nada yang bisa dilakukan hanya oleh orang gila saja”
“dia berkata,
‘tidurlah’, akupun berteriak. Dia mengambil sebuah pisau berusaha
menusuk jantungku. Dia melompat ke ranjang, aku melawannya, berusaha
menyingkirkan dia dariku. Saat itulah kemudian ayah masuk ke kamarku.
Pria yang menyerangku melemparkan pisaunya dan mengenai bahu ayah.
Mungkin dia akan menghabisi ayah juga jika salah satu tetangga tidak
menghubungi polisi.
“mereka menuju parkiran, dan berlari menuju
pintu. Pria itu berlari menuju ;lorong. Aku mendengar suara kaca pecah.
Ketika aku keluar dari kamar, aku melihat jendela yang mengarah ke
bagian belakang rumah telah rusak. Aku melihatnya menghilang menjauh.
Aku dapat mengatakan padamu satu hal, aku tidak akan bisa melupakan
wajah itu. wajah dingin itu, mata jahatnya, dan senyuman gila dan
sinting itu. semuanya itu tidak akan pernah bisa pergi dari pikiranku”
.
Polisi masih mencari pria ini. jika ada yang melihat orang dengan
deskripsi seperti diatas, hubungilah segera kantor polisi terdekat.
…………………….
Jeff dan keluarganya baru saja pindah ke sebuah lingkungan baru.
Ayahnya mendapat promosi, dan mereka berpikir akan lebih baik jika
mereka pindah ke lingkungan “mahal” tu. Jeff dan saudaranya Liu tidak
bisa protes. Siapa yang tidak menyukai rumah baru dan lebih bagus?
Ketika mereka sedang mengapak barang, salah satu tetangga mereka
mendekat.
“hello” sapanya, “aku barbara; aku tinggal diseberang
jalan dari tempat kalian. Well, aku hanya ingin memperkenalkan diriku
dan mengenalkan kalian kepada anakku.” Dia berbalik dan memanggil
anaknya. “billy kemarilah, mereka adalah tetangga baru kita” billy
mengatakan “Hi” dan kembali bermain di halamannya.
“well” kata
ibu jeff, “namaku Margaret, dan ini suamiku peter, dan dua putra kami;
jeff dan liu” mereka saling berkenalan, kemudian Barbara mengundang
mereka menghadiri pesta ulang tahun anaknya. Jeff dan saudaranya
sebenarnya akan menolak, namun kemudian ibunya mengatakan bahwa dengan
senang hati mereka akan datang. Ketika jeff dan keluarganya selesai
beres beres, jeff mendatangi ibunya.
“ibu kenapa kau mengundang kami agar datang ke sebuah pesta anak anak? Aku bukan seorang anak yang bodoh asal kau tahu”
“jeff” kata ibunya, “kita baru saja pindah, kita harus menunjukan sikap
yang baik, niat baik untuk membaur, kita akan ke pesta itu, jangan
membantah lagi” jeff hendak berkata lagi, namun mengurungkannya, dia
tahu bahwa dia tidak akan mampu melakukan apa apa. Ketika ibunya telah
memutuskan sesuatu, maka halt u tidak akan bisa dirubah lagi. Dia pergi
ke kamarnya dan menuju ranjangnya. Dia duduk disana dan melihat atap
kamar, tiba tiba dia merasakan perasaan aneh. Bukan rasa sakit, tapi….
Perasaan yang aneh. Dia anggap itu hanya sebuah perasaan tidak penting
saja. Dia mendengar ibunya memanggil untuk mengangkut barang barangnya,
diapun turun.
Keesokan harinya, jeff sedang berjalan mencari
sarapan bersiap ntuk kesekolah. Ketika dia duduk sarapan, sekali lagi
dia merasakan perasaan aneh itu. namun kali ini lebih kuat. Sedikit
terasa sakit, namun kemudian dia mengabaikannya. Ketika dia dan liu
selesai sarapan kemudian mereka menuju pemberhentian bus. Tiba tiba
beberapa anak menggunakan skateboard melompat kea rah mereka, hanya
beberapa senti dari tempat mereka berada. Jeff dan liu kaget “hey!! What
the hell?”
Anak tersebut turn dari skateboard dan menoleh. Dia
tampaknya sekitar setahun lebih muda dari jeff, mengenakan baju
aeropstale dan blue jeans.
“well, well, well. Nampaknya kita
dapat mainan baru” tiba tiba, dua anak lainnya muncul. Salah satunya
sangat hitam sedangkan yang lainnya berbadan sangat besar. “ well,
karena kalian baru disini, aku hendak mengenalkan diri, itu adalah
keith” jeff dan liu melihat ke arah anak yang hitam. Dia berwajah sangat
menyebalkan, yang membuat siapa saja yang melihatnya ingin menghajar.
“dan dia adalah troy”. Mereka menoleh ke anak gemuk satunya.
Dan aku randy, sekarang aku perlu mengatakan bahwa bagi semua anak
disini ada sedikit ongkos tambahan, kuharap kalian mengerti” lio berdiri
hendak menghajar bangsat kecil ini, namun salah satu temannya kemudian
mengeluarkan pisau. “tck tck tck…. Kuharap kalian akan lebih pengertian…
namun sepertinya kalian lebih suka pake kekerasan eh?” anak itu
berjalan mendekati liu, mengambil dompetnya. Jeff kemudian merasakannya
lagi, kali ini sanat kuat, terasa membakar!. Dia berdiri, namun liu
mengisyaratkannya agar tetap duduk. Jeff mengabaikannya dan menuju ke
para bangsat kecil itu.
“dengar keparat kecil… kembalikan dompet saudaraku” randy memasukan dompet liu ke kantongnya dan mengeluarkan pisaunya sendiri.
“oh? Trus kamu mau ngapain?” begitu dia selesai bicara, jeff menghajar
hidungnya. Begitu randy hendak membalas, jeff meraih pergelangan
tangannya dan mematahkannya. Randy berteriak dan jeff mengambil pisau
dari tangannya. Troy dan keith menyerang jeff, namun jeff terlalu cepat
untuk mereka. Dia melemparkan randy, troy melayangkan pukulannya, jeff
menunduk dan menikam tangannya. Keith menjatuhkan pisaunya dan
berteriak. Troy kemudian maju, namun jeff bahakan tidak membutuhkan
pisau untuk menghadapi keparat bangsat satu ini. dia hanya meninjunya di
perut dan seketika dia roboh. Liu tidak bisa berkata apa apa, dia hanya
melihat jeff dengan takjub.
“jeff bagamana kau?” hanya itu
yang bisa dia aktakan. Mereka melihat busa datang dan tahu bahwa mereka
akan dituduh sebagai pembuat gara gara, semua yang terjadi mereka harus
menanggungnya sehingga mereka berlari menjauhi tempat itu. ketika mereka
berlari mereka melihat sopir bus menghampiri randy dan teman temannya.
Jeff dan liu tiba disekolah, mereka tidak berani mengatakan apa yang
telah terjadi, mereka hanya duduk dan mendengarkan. Liu hanya berpikir
bahwa jeff telah berhasil menghajar berandalan itu, namun jeff lain, dia
menyadari sesuatu, sesuatu yang lebih dari yang liu tahu. Jeff tahu
bahwa apa yang ia rasakan kini merupakan sesuatu yang menakutkan, ketika
dia merasakan sensasi itu, dia merasakan betapa dahsyatnya hal
tersebut, sebuah dorongan untuk melukai orang lain. Memang terdengar
jahat, namun jeff tidak bisa menyangkal bahwa dia merasakan nikmat,
senang. Dia merasakan bahwa perasaan tersebut mulai memudar selama di
sekolah. Ketika sampai dirumah orang tuanya menanyakan bagaimana
harinya, dan dia menjawab dengan nada riang “hari ini adalah hari yang
indah”. Keesokan paginya, dia mendengar pintu ruahnya di ketuk. Dia
turun dan mendapati dua petugas polisi, dan ibunya menatapnya dengan
marah.
“jeff, pak polisi mengatakan bahwa kau menyerang tiga
orang anak. Dan hal tersebut bukan perkelahian biasa, mereka ditusuk!!
Mereka ditusuk nak!!” jeff menunduk, seolah olah membenarkan ucapan
ibunya.
“mereka dulauan yang mendongkan pisau kepada aku dan liu bu”
“nak” kata polisi, “kami melihat tiga anak, dua ditusuk, satu memar di
perut, dan kami punya saksi kalian kabur dari tkp. Hal itu menurutmu
memberikan kesimpulan apa bagi kami?”
Jeff tahu bahwa semua itu
tidak berguna, tidak ada bukti yang menunjukan siapa yang menyerang
duluan. Mungkin jeff bisa mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak
kabur, namun bukti dan saksi mengatakan bahwa mereka memang kabur.jeff
tidak berdaya untuk membela dirinya dan liu.
“panggil saudaramu” jeff tidak bisa melakukannya, karena dialah yang menghajar mereka.
“pak polisi… semua itu aku yang melakukan. Liu berusaha mencegahku,
namun dia tidak bisa menghentikanku” polisi saling pandang dan kemudian
mengangguk
“baiklah nak. Sepertinya…”
“tunggu!” liu berujar.
Mereka melihat bahwa liu memegang sebuah pisau. Polisi ini kemudian
mengambil senjata mereka dan menodongkan ke liu.
“aku yang
melakukannya, akulah yang telah menghajar berandalan itu, aku punya
buktinya” dia menyingsingkan lengan bajunya dan menunjukan lebam dan
luka, seperti layaknya bahwa dia telah berkelahi sebelumnya.
“nak, letakkan pisaunya” kata petugas. Liu menurutinya, dia mengangkat tangannya dan berjalan menuju para polisi.
“tidak liu, itu adalah ulahku, semuanya!” jeff mulai menangis
“hmmm.. saudaraku yang malang… berusaha untuk melindungiku dari
kesalahan yang sudah kuperbuat. Baiklah… bawa aku” polisi kemudian
membawa liu menuju mobil patroli
“liu katakana pada mereka bahwa akulah yang melakukannya! Katakan” ibunya memegang pundaknya.
“jeff, berhentilah berbohong, kita tahu semuanya adalah ulah liu, kau
tidak bisa menghentikannya” jeff terlihat pasrah ketika mobil polisi
akhirnya pergi membawa liu. Beberapa menit kemudian ayah jeff pulang dan
melihat wajah jeff, dia tahu bahwa ada sesuatau yang tidak beres
“ada apa nak?” jef tidak bisa menjawabnya. Kemudian ibunya mengabarkan
berita buruk itu kepada suaminya, dan jeff pergi, menuju jalanan.
Setelah sekitar satu jam jeff pulang, melihat kedua orang tuanya
terlihat shock, sedih dan kecewa. Dia tidak mampu melihat keadaan
mereka, karena semua adalah kesalahannya. Dia hanya ingin tidur,
berusaha melupakan semuanya. Dua hari berlalu, tidak ada kabar dari liu
di JDC. Tidak ada teman. Tidak ada hal lain selain rasa bersalah dan
sedih. Sampai pada suatu hari, hari sabtu, ketika jeff dibangunkan oleh
ibunya dengan wajah gembira.
“jeff.. sekaranglah saatnya” dia berkata sambil menyibakan tirai jendela kamar.
“ada apa dengan hari ini?” Tanya jeff
“sekarang adalah hari ultah billy” jeff benar benar terbangun saat ini
“ibu, kamu tidak serius kan? Ibu tidak berharap aku akan pergi ke pesta anak kecil setelah….” Ada jeda yang lama
“jeff kita berdua tahu apa yang telah terjadi. Ibu rasa pesta ini dapat
membuatmu riang kembali. Sekarang ganti bajumu” ibu jeff berjalan
keluar dari kamar menuju kelantai bawah untuk bersiap siap. Jeff
berusaha bangun. Dia memakai sebuah kaos dan jeans kemudian turun. Dia
melihat ibu dan ayahnya telah berdandan. Dia berpikir kenapa mereka
harus memakai baju mahal hanya untuk datang ke sebuah pesta anak anak?
“nak… kamu akan memakai itu?” Tanya ibunya
“lebih baik daripada harus ribet” jawabnya. Ibunya ingin sekali memarahinya, namun dia menahannya.
“jeff, mungkin kami terlalu berlebihan, tapi inilah caranya agar orang
orang menghormati kita” kata ayahnya. Jeff menggerutu dan kembali ke
kamarnya
“aku tidak punya baju bagus!” jeff berteriak ke orang tuanya
“pakailah sesuatu yang lain” ujar bunya. Dia mencari cari di lemarinya,
mencari sesuatu yang Nampak bagus dan mahal. Akhirnya dia menemukan
pakaian yang ia anggap cocok.
.
Namun orang tuanya masih Nampak
belum puas dengan pilihannya “kau akan memakai itu? ibunya melirik
jamnya. “tidak ada waktu lagi untuk ganti baju, ayo berangkat” merakpun
berangkat. Mereka menyeberang jalan menuju rumah Barbara dan billy.
Mereka mengetuk pintu dan munculah Barbara, sama seperti orang tuanya,
dia tampil berlebihan. Jeff menyadari bahwa tidak ada anak anak, hanya
orang orang dewasa.
“anak anak ada di halaman belakang jeff… pergilah dan berkumpullah dengan mereka” kata Barbara.
“jeff berjalan keluar menuju halaman yang penuh dengan anak anak.
Mereka berlarian memakai baju baju koboy, dan saling tembak menggunakan
pistol mainan. Tiba tiba ada seorang anak menghampirinya dan memberinya
pistol mainan dan topi.
“hey… mau main baleng?” katanya
“oh tidak nak, aku terlalu tua untuk itu” anak it uterus melihat jeff dengan wajah aneh.
“cekali caja.. pwease..” pinta si anak. “baiklah” kata jeff. Dia
memakai topi dan mulai berlagak seperti menembaki si anak. Awalnya dia
merasa konyol, namun kelamaan dia menikmatinya juga. Mungkin hal
tersebut adalah pertama kalinya yang dapat mengalihkan perhatiannya dari
liu. Namun tidak lama berselang dia mendengar sesuatu yang dia kenal
sebelumnya. Dan suara itu kemudian menabraknya. Randy, troy dan keith
melompat turun dari skateboard mereka. Jeff menjatuhkan pistol mainannya
dan membuang topinya. Randy menatapnya penuh dengan rasa benci.
“hallo jeff” kata randy. “kita punya sesuatu yang belum selesai” jeff
melihat hidung randy yang memar. “aku rasa semuanya setimpal, aku
menghajar kalian, namun kalian membuat saudaraku dikirim ke JDC”
Randy menunjukan raut muka marah di matanya. “aku tidak mencari seseatu
yang seimbang, aku ingin menang. Kemarin kau menghajar kami, tapi tidak
saat ini”. Randy menyerang jeff, mereka bergulingan di tanah. Randy
memukul hidung jeff, dan jeff menarik kupingnya dan membanting kepala
randy. Jeff mendorong randy. Anak anak mulai berteriak dan orang tua
mereka mulai berdatangan. Troy dan keith mengambil senjata dari kantong
mereka.
“jangan ada yang ikut campur!” ancam mereka. Randy mengambil pisaunya dan menusuk bahu jeff.
Jeff berteriak dan terjatuh. Randy kemudian menendanginya, namun
kemudian jeff menarik kaki randy. Jeff berdiri dan berusaha pergi
melalui pintu belakang, namun troy menangkapnya.
“butuh
bantuan?” dia kemudian melemparkan jeff ke pintu. Ketika jeff mencoba
berdiri, randy datang dan menendanginya hingga jeff muntah darah.
“ayo jeff!!! Lawan aku!!” dia mengangkat jeff dan melemparnya ke dapur.
Randy mengambilsebuah botol dan menghantamkannya ke kepala jeff.
“lawan aku!” randy kemudian melemparnya ke ruang tamu.
“ayo jeff, semangat sedikit!!!” jeff memalingkan mukanya, wajahnya
penuh dengan darah. “aku adalah orang yang menyebabkan saudaramu
digiring ke JDC! Kau seharusnya malu jeff!! Aku melakukan itu semua
sedangkan kau disini hanya bengog seperti banci!!” ejek randy. Jeff
mulai bangkit
“akhirnya!!! Kau bisa berdiri dan melawan hah??” jeff
berdiri sekarang, darah dan minuman bercampur membasahi wajahnya. Sekali
lagi dia merasakan sensasi aneh dalam dirinya, perasaan yang sempat
menghilang beberapa waktu lalu.
“akirnya dia bangun!” randy
kembali mengejek jeff, kemudian dia mulai merangsek kembali. Saat itulah
semuanya terjadi. Sesuatu dalam diri jeff meledak keluar. Kesadaran dan
psikologisnya hancur dan terkoyak, semua pikiran warasnya hilang, apa
yang dia rasakan adalah nafsu yang begitu kuat untuk membunuh. Dia
mencekik leher randy dan membantingnya. Dia duduk diatas tubuh randy dan
memukulinya dengan membabi buta. Pukulan pertama mendarat tepat di
jantung randy, sehingga mengakibatkan shock jantung, jantung randy
berhenti berdegup. Namun jeff yang kesetanan tetap menghajarnya,
melampiaskan kemarahan dan nafsu membunuhnya. Darah mulai muncrat dari
tubuh randy, sampai akhirnya randy tewas.
Semua orang melihat
ke arah jeff, semuanya termasuk troy dan keith. Kemudian mereka tersadar
dari rasa terkejut mereka dan mulai menodongkan pistol mereka ke arah
jeff. Jeff berlari menaiki tangga, dan mereka mulai menembakinya secara
bertubi tubi, namun tidak satupun yang berhasil mengenainya. Jeff
mendengar keith dan troy memburunya. Ketika mereka kehabisan peluru,
jeff menuju kamar mandi. Dia mengambil besi tempat handuk dan
mencabutnya dari dinding. Troy dan keith mulai mendekatinya dengan pisau
yang terhunus.
Troy mengayunkan pisaunya, namunjeff dapat
menghindar, dan kemudian menghantamkan pipa besi dari tempat handuk ke
wajah troy. Troy berhasil dibereskan, hanya tersisa keith. Keith lebih
lincah, dia berhasil menghindar ketika jeff mengayunkan pipa besinya.
Dia menjatuhkan pisaunya dan mencengkeram leher jeff. Dia mendorongnya
ke dinding. Namun sebuah lotion untuk bleaching jatuh dan mengenai
mereka berdua, merka kelabakan, namun jeff dengan sigap membersihkan
mukanya dan meraih pipa besi menghajarkannya kembali ke kepala musuhnya.
Keith menggelepar sekarat, bermandikan darah, namun kemudian keith
tersenyum jahat.
“apa yang lucu?” tanya jeff. Keith
mengeluarkan sebuah korek dan menyalakannya. “yang lucu adalah, kamu
berlumuran bleach dan alkohol” mata jeff terbelalak ketika kemudian
keith melemparkan koreknya ke arahnya. Api pun segera berkobar di
seluruh tubuh jeff, alkohol menambah nyala api dan bleach membuat
kulitnya mengelupas. Jeff berteriak dalam kesakitan. Dia berguling untuk
memadamkan apinya, namun tidak berhasil, alkohol membuatnya benar benar
terbakar. Dia berlari menuju lorong dan turun dari tangga. Semua orang
yang ada mulai berteriak panik ketika melihat jeff. Jeff terjatuh dan
nyaris tewas. Hal terakhir yang dia lihat adalah orang tuanya dan orang
lain berusaha memadamkan api dari tubuhnya. Tidak lama kemudian dia
jatuh pingsan.
Ketika jeff siuman dia mendapati seluruh
tubuhnya diperban. Dia tidak bisa melihat apapun, dia merasakan nyeri di
bahunya dan pedih di sekujur tubuhnya. Dia berusaha bangun, namun
kemudian dia menyadariada selang di lengannya, ketika dia bangkit,
selang tersebut lepas, dan perawat buru buru mendekatinya.
“kupikir kamu belum saatnya turun dari ranjang ini” kata perawat. Dia
membibing jeff kembali ke pembaringan dan memasukan kembali selang
infus. Jeff duduk, tidak melihat apapun, tidak tahu apa yang ada di
sekelilingnya. Setelah beberapa jam, akhirnya dia mendengar suara
ibunya.
“sayang… kamu baik baik saja?” tanyanya. Jeff tidak
bisa menjawabnya, mukanya tertutup perban, dan dia tidak bisa berbicara.
“oh sayang, aku punya kabar baik. Setelah beberapsaksi mengaku bahwa
randy dulu yang menyerang kalian, kini liu dibebaskan” hal ini hampir
membuat jeff meloncat kegirangan, namun dia teringat selang infusnya.
“liu akan keluar besok, dan kalian akan bisa bersama kembali”
Ibu
jeff memeluk putranya dan berpamitan pergi. Beberapa minggu selanjutnya
keluarga jeff datang berkunjung, saat itulah waktunya perban di seluruh
tubuh jeff dijadwalkan untuk dilepas. Ketika dokter mulai membuka
perbannya semua yang ada mulai merasa tegang, mereka menunggu sampai
seluruh perbannya dilepas, sampai saat ketika perban di sekitar
kepalanya nyaris dibuka, mereka menunggu semuanya dengan amat sangat
tegang dan khawatir.
“mari kita berharap yang terbaik” kata dokter, dia melepaskan perban dan menunjukan wajah jeff yang terluka karena terbakar.
Ibu jeff berteriak ngeri ketika melihat muka anaknya. Liu dan ayahnya diam tercekat, nampak sangat shock dengan keadaan jeff.
“apa yang terjadi dengan wajahku? Tanya jeff. Dia bergegas turun dan
menuju kamar mandi. Dia bercermin di kamar mandi dan melihat wajahnya
yang kini nampak hancur dan aneh. Bibirnya terbakar sehingga nampak
merah sekali. Kulit wajahnya terkelupas dan menyisakan warna putih yang
mencolok, dan rambutnya berubah dari coklat menadi hitam pekat. Dia
perlahan meraba wajahnya. Sungguh terasa halus. Dia melihat ke arah
keluarganya, kemudian kembali memandang wajahnya di cermin.
“jeff” kata liu “tidak begitu buruk koq….”
“tidak buruk?” kata jeff “ini sempurna!” seluruh keluarganya tentu saja
sangat terkejut dengan penuturan jeff ini. Jeff mulai tertawa terbahak
bahak. Keluarganya melihat mata dan tangan kirinya tampak berkedut.
“errr.. jeff kamu tidak kenapa kenapa?”
“baik baik saja? Aku tidak pernah merasa segembira ini! Ha ha ha ha
haaaaaaaaa… lihat aku! Wajah ini sungguh sangat menggambarkanku!” jeff
tidak bisa berhenti tertawa.apa yang menyebabkan semua ini? Ketika jeff
berkelahi dengan randy dia kehilangan kendali akan dirinya, kewarasannya
hilang berganti dengan nafsu membunuh. Sekarang yang tersisa dari jeff
hanyalah seorang mesin pembunuh yang gila, namun pada saat itu orang
tuanya belum menyadarinya.
“dokter, apakah anaku baik baik saja… maksudku dengan pikirannya” kata ibu jeff
“ini semua normal, kelakuannya identik dengan pasien yang terlalu
banyak menggunakan penghilang rasa sakit. Jika kelakuannya tidak berubah
dalam beberaa minggu segera kontrol kembali, kami akan memebrinya tes
kejiwaan”
“oh terima kasih dokter” ibu jeff kemudian mendekati jeff “ayo sayang… sudah saatnya pulang”
Jeff berpaling dari cermin, wajahnya masih membentuk sebuah senyum
seperti orang tidak waras. “ok bu… ha ha haaaaaaaaaaa!!!” ibunya
merangkul jeff dan membantunya mengenakan baju.
“ini baru saja
diantar” kata wanita di front desk. Ibu jeff melihat baju yang dikenakan
sebelumnya oleh jeff. Ibu jeff kemudian memerintahkan anaknya untuk
mengenakan kembali baju itu, yang kini telah bersih, sebuah baju dan
celana hitam kemudian mereka pergi, tanpa menyadari bahwa sat itu adalah
hari terakhir mereka.
Malam itu, ibu jeff terbangun oleh suara
yang muncul dari kamar mandi. Kedengarannya seperti seseorang sedang
menangis. Dia perlahan berjalan untuk mengecek. Ketika sampai di kamar
mandi dia melihat sebuah pemandangan yang sangat mengerikan. Jeff telah
mengukir sebuah senyum, mengiris pipinya menggunakan sebuah pisau.
“apa yang kau lakukan jeff???” tanya ibunya
jeff memandang ibunya. “aku tidak bisa berhenti tersenyum bu. Beberapa
saat memang sakit. Tapi sekarang aku bisa tersenyum selamanya” ibunya
meihat mata jeff, tampak hitam disekelilingnya.
“jeff matamu???” mata jeff nampak tidak pernah tertutup
“aku tidak mampu memandang wajahku, aku merasa lelah dan mataku tak
kuasa untuk menutup. Aku bakar kelopak mataku sehingga aku bisa melihat
wajahku selamanya, wajah baruku” ibunya mulai perlahan menjauhinya,
menyadari bahwa jeff telah menjadi benar benar gila. “kenapa ibu?
Bukankah aku nampak mempesona?”
“iya nak” katanya..”ya… kau sangat
tampan sekarang. Bb-biar ibu ke ayahmu dulu, supaya ayahmu bisa melihat
wajahmu juga” dia berlari ke kamar dan membangunkan suaminya. “ambil
pistolmu kita…..” dia terhenti ketika dia melihat jeff dimuka pintu
menggenggam sebuah pisau.
“ibu… kamu berbohong…” itu adalah
kalima terakhir yang mereka dengar… jeff menerjang mereka dengan
pisaunya, dan membunuh mereka dengan brutalnya…
Saudaranya, liu
terbangun mendengar keributan diluar. Namun kemudian dia tidak
mendengar apapun lagi… maka dia menutup matanya berusaha untuk tidur
kembali. Ketika dia mulai terlelap, liu merasakan perasaan aneh,
sepertinya ada seseorang yang mengawasi dirinya. Dia melihat sekeliling,
namun tiba tiba jeff meloncat dan membekap mulutnya. Jeff perlahan
mengangkat pisaunya bersiap untuk menghujamkannya ke tubuh liu. Liu
berusaha memberontak dan melepaskan diri…..
Namun kemudian jeff dengan wajah “riangnya” berkata….
“ssssshhhhh….. tidurlah”
…………………..
Jeff the killer adalah seorang psikopat, seorang pembunuh yang menjadi
gila setelah tubuhnya terbakar ketika dia mendapatkan bully dari anak
lain. Pada awalnya anak anak yang menyerangnya tidak mau mengakui bahwa
merekalah penyebab jeff dan mereka berkelahi. Jeff dianggap sebagai
biang keladinya, dan orang orang mulai menyalahkannya. Namun ketika
salah satu dari mereka membakar jeff, sehingga dia dilarikan ke rumah
sakit, akhirnya mereka mengakui seluruh perbuatannya.
Wajah
jeff menjadi rusak… kulit wajahnya terkelupas putih, dan konon dia
membakar kelopak matanya sendiri (versi lain mengatakan bahwa jeff
mengirisnya) sehingga matanya selalu terbuka, dan dia merasa selalu
terjaga. Selain tu juga dia mengiris pipinya sendiri, mengukir wajahnya
sehingga selalu nampak tersenyum.
Setelah kejadian pembunuhan
terhadap keluarganya, yang diyakini merupakan perbuatan jeff… dia kabur
dan berkeliaran di malam hari mengincar korban korbannya. Ciri khas jeff
sebelum membunuh korbannya dia akan selalu berkata “tidurlah……” dengan
wajah “riangnya”
jeff masih berkeliaran di luar sana...
membunuh siapa saja, dia datang ke kamar tidurmu suatu malam, membekap
mulutmu, dan kemudian akan berusaha menenangkanmu, sebelum menikamkan
pisaunya ke jantungmu.....
Sumber